Oleh : Ridwan, S Pd, M. Pd.
Menjadi sunnatullah dalam kehudupan manusia mesti ada musibah atau ujian. Allah perintakan pada hambaNya untuk waspada terhadap musubah yang sewaktu-waktu datangnya tidak terduga, Allah berfirman dalam surat Al A’raf ayat 97-98.
يَّاۡتِيَهُمۡ بَاۡسُنَا بَيَاتًا وَّهُمۡ نَآٮِٕمُوۡنَؕ
“Maka apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang malam hari ketika mereka sedang tidur?”
اَوَاَمِنَ اَهْلُ الْقُرٰٓى اَنْ يَّأْتِيَهُمْ بَأْسُنَا ضُحًى وَّهُمْ يَلْعَبُوْنَ
“Atau apakah penduduk negeri itu merasa aman dari siksaan Kami yang datang pada pagi hari ketika mereka sedang bermain?”
Prof. Dr. Wahbah Zuhaily dalam tafsir Al Wasith menjelakan subtansi ayat tesebut apakah penduduk negeri di setiap zaman merasa aman dari turunnya adzab dan siksaan pada saat mereka lengah yaitu tidur di malam hari atau penduduk negeri merasa aman datangnya adzab pada waktu pagi saat sibuk dengan permainan dan hiburan di siang hari.
Ini merupakan indikasi bahwa kesibukan dalam kerja tidak berguna, seakan-akan ketersibukan nya dianggap sebagai permainan anak keci. Tujuan peringatan dari Allah sebagai pelajaran dan nasihat bagi seluruh ummat manusia di setiap tempat dan waktu. Tidak ada yang manusia yang merasa aman dari siksa Allah kecuali orang yang merugi.
أَفَأَمِنُوا۟ مَكْرَ ٱللَّهِ ۚ فَلَا يَأْمَنُ مَكْرَ ٱللَّهِ إِلَّا ٱلْقَو ْمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Artinya: “Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiada yang merasa aman dan azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” ( QS. Al A’raf 99)
Musibah Gempa
Setiap kejadian dimuka bumi bagi hamba yang beriman mesti ada hikmahnya. Telah terjadi musibah gempa bumi di timur laut Tuban Jawa Timur, Jumat (22/03/2024), semoga Allah berikan kesabaran kepada saudara kita yang tertimpa musibah.
Diantara tanda keagungan Allah di alam semesta ini adalah Allah mengingatkan manusia dengan ujian tersebut apakah sebagai peringatan, ancaman atau adzab dari Allah. Tergantung bagaimana hambaNya mensikapinya apakah bertambah dekat atakah tambah jauh dari Allah. Musibah yang diturunkan Allah menjadikan tambah dekat dengan rabnya, karena sadar betapa lemah dan tidak berdayanya manusia butuh perlongan Allah. Istigfar, berdoa dan berzikir untuk mendekatkan diri pada Allah berfirman.
وَلَقَدۡ اَرۡسَلۡنَاۤ اِلٰٓى اُمَمٍ مِّنۡ قَبۡلِكَ فَاَخَذۡنٰهُمۡ بِالۡبَاۡسَآءِ وَالضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمۡ يَتَضَرَّعُوۡنَفَلَوۡلَاۤ اِذۡ جَآءَهُمۡ بَاۡسُنَا تَضَرَّعُوۡا وَلٰـكِنۡ قَسَتۡ قُلُوۡبُهُمۡ وَزَيَّنَ لَهُمُ الشَّيۡطٰنُ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ
“Dan sungguh, Kami telah mengutus (Rasul-rasul) kepada umat-umat sebelum engkau, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kemelaratan dan kesengsaraan, agar mereka memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati. Tetapi mengapa mereka tidak memohon (kepada Allah) dengan kerendahan hati ketika siksaan Kami datang menimpa mereka? Bahkan hati mereka telah menjadi keras dan setan pun menjadikan terasa indah bagi mereka apa yang selalu mereka kerjakan.” (Qs. Al An’am 42-43)
Karena itu ketika terjadi musibah diperintahkan beristigfar, berdzikir, berdoa dan bershodaqoh sebagaiman ketika terjadi gerhana. Para ulama ahli fiqih menganjurkan untuk berdoa seperti ketika datangnya angin kencang karena tidak ada doa khusus ketika terjadi gempa bumi.
اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيهَا وَخَيرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيها وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ (رواه مسلم)
“Ya Allah Aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang ada di dalamnya dan kebaikan yang Engkau utus dengannya. Dan Aku berlindung dari keburukannya dan keburukan yang ada di dalamnya dan keburukan yang engkau kirimkan padanya.” (HR. Muslim)
Semoga Allah menghindarkan dari musibah dan mampu mengambil hikmah dan ridho serta bersabar ketika Allah berikan musibah.