Oleh : Uni Erawanti, S.Pd
Bahasa digunakan manusia sebagai alat yang sangat penting. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan pengalaman, gagasan, pendapat, dan pikiran kepada orang lain. Bahasa juga dapat mengungkapkan segala sesuatu yang tersirat di dalam pikiran seseorang. Oleh karena itu bahasa merupakan bagian yang paling penting dalam setiap komunikasi baik lisan maupun tulisan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata berbahasa adalah menggunakan bahasa. Sedangkan Arsjad (1988) mengatakan bahwa bahasa merupakan sarana berpikir yang pertama dan paling utama. Manusia dapat berpikir dengan baik karena manusia memiliki bahasa.
Keterampilan yang dimiliki manusia terdiri atas;
- menyimak
- berbicara
- membaca
- menulis (Tarigan, 1986:1)
Dalam hal ini penulis membahas tentang berbicara di kalangan remaja khususnya siswa Ponpes Al Fattah pada saat proses belajar mengajar. Melalui Bahasa seorang pengajar melatih siswa untuk berbicara tentang kalimat-kalimat yang baik. Sesuai yang dikatakan Tarigan (1986:3) Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak yang didahului dengan keterampilan menyimak. Acapkali dalam percakapan sehari-hari anak-anak sering menggunakan kalimat yang tidak sesuai dengan yang makna. Apalagi dalam penggunaaan kalimat aktif dan kalimat pasif dalam bentuk perintah (imperative) sering terjadi kesalahan dalam penggunaan imbuhan, seperti;
- Yang piket dihapus!
S P
- Yang belakang diperhatikan!
S P
- Yang piket disapu!
S P
- Yang menemukan uang harap dikembalikan!
S P
- Saya ketiduran.
S P
Merujuk keempat kalimat di atas mempunyai makna
1) Siapa yang dihapus? Orang yang piket
2) Siapa yang diperhatikan? Orang yang ada di belakang
3) Siapa yang disapu? Orang yang piket
4) Siapa yang dikembalikan? Orang yang menemukan
5) Ketiduran siapa?
Jadi ada kerancuan, sebenarnya kalimat itu di atas salah. Perbaikan kalimat di atas adalah;
1) Yang piket menghapus papan tulis!
S P O
2) Yang belakang memperhatikan pengumuman!
S P O
3) Yang piket menyapu ruangan!
S P O
4) Yang menemukan uang harap mengembalikannya ke pemiliknya!
S P O K
5) Saya tertidur. (tidak sengaja)
S P
Mengapa demikian, coba kita perhatikan pengertian kalimat pasif dan aktif berikut;
Dendy Sugono (2019) dalam Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik berpendapat, jika suatu subyek kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada predikat, kalimat itu disebut dengan kalimat aktif. Lebih lanjut Sugono mengatakan jika subyek suatu kalimat tidak berperan sebagai pelaku, tetapi sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat, kalimat itu disebut kalimat pasif. Contoh lain:
- Kalimat aktif
a. Aktif transitif
Ayah memperbaiki komputer yang rusak di kamar. (memerlukan objek)
S P O K
b. Aktif intransitif
Ibu berkerudung biru ke kantor. (tidak memerlukan objek)
S P Pel. K - Kalimat pasif
Komputer yang rusak diperbaiki oleh ayah di kamar.
S P O K
Wanto terjatuh dari tangga. (terjatuh artinya tidak sengaja)
S P K
Saya kehujanan. (menderita)
S P
Demikian pembahasan tentang kalimat aktif dan pasif dalam perbincangan sehari-hari siswa ponpes Al Fattah yang sering didengar oleh penulis, penulis berharap lebih berhati-hati dalam berbicara. Perhatikan santun berbahasa sehingga yang kita bicarakan dengan lawan kita tidak mengaburkan makna, Sesuai dengan ungkapan dalam Bahasa Arab berikut;
لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
Artinya : “Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat.“