
Oleh : Ridwan, S Pd, M. Pd.
Kedermawanan adalah kelapangan hati untuk memberi.
Di antara sifat mulia yang dimiliki Nabi Muhammad saw. adalah dermawan. Salah satu contoh kedermawanan Nabi saw. tergambarkan dalam hadits dari Ibnu Abbas.
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ، وَكَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ. إِنَّ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَامُ كَانَ يَلْقَاهُ، فِي كُلِّ سَنَةٍ، فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ، فَيَعْرِضُ عَلَيْهِ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ، فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
Artinya: “Rasulullah saw. adalah seorang yang paling murah hatinya dengan (berbagi) kebaikan, dan beliau lebih bermurah hati (dermawan) ketika di dalam bulan Ramadan, ketika ditemui oleh Jibril AS, dan Jibril AS menemui beliau setiap malam dalam Ramadan sampai berakhirnya bulan. Ia menyampaikan Al-Qur’an kepada Nabi saw, Jika Jibril AS menemui seorang laki-laki, maka beliau adalah seorang yang lebih bermurah hati dengan (berbagi) kebaikan daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits di atas secara jelas menjelaskan bahwa Rasulullah saw. pada bulan Ramadan semakin meningkat kedermawanannya dibandingkan bulan-bulan selainnya.
Al-Hafidz Ibu Hajar Al-‘Asqalani menjelaskan tentang sisi persamaan makna redaksi hadits “Lebih dermawan dari pada angin yang berhembus” dalam penjelasanya beliau mengutip perkataan Az-Zain bin Al-Munir, berkata: “Sisi kesamaan antara kedermawanan Rasulullah saw. dengan kedermawanan angin yang berhembus adalah bahwa yang dimaksud dari angin adalah angin rahmat yang Allah kirim untuk menurunkan hujan yang merata dan menjadi sebab membasahi bumi mati atau lainnya, yakni kebaikan dan kebajikan Rasulullah saw. merata umum untuk orang fakir yang membutuhkan dan orang kaya yang berkecukupan, kebaikan Rasulullah tersebut lebih banyak dibandingkan apa yang ditimbulkan oleh hujan dari angin yang berhembus.”
Khadijah pernah berkata pada beliau diawal pengangkatannya sebagai nabi dan rasul, “Demi Allah, Allah pasti tidak akan mengecewakanmu. Kau selama ini rajin menyambung tali silaturrahim, memuliakan tamu, membantu orang kesusahan, menyantuni orang yang tidak mampu, dan menolong orang yang ditimpa musibah”.
Ibnu Rajab menjelaskan intensitas kedermawanan Rasulullah saw. di bulan Ramadan mengandung manfaat antara lain:
Pertama, Kesucian waktu dan pelipatgandaan pahala amal perbuatan.
Kedua, membantu orang yang berpuasa, Qiyamul lail dalam menjalankan amal ketaatan pada Allah dan membantu mereka berhak atas pahala yang setara dengan mereka.
Ketiga, Bulan Ramadan adalah bulan kemurahan, Allah bermurah hati pada hamba-hambaNya dengan tebar rahmat, ampunan, dan pembebasan dari neraka.
Keempat, penggabungan antara puasa dan sedekah merupakan salah satu tiket positif masuk surga.
Kelima, sinergi puasa dan sedekah sangat efektif dalam menggugurkan dosa-dosa dan menyingkirkan Neraka Jahannam.
Keenam, sedekah berperan besar menutup celah-celah kekurangan yang terjadi sepanjang pelaksanaan puasa.
Ketujuh, orang yang berpuasa, meninggalkan dan minum demi Allah seperti dirinya maka dia pada posisi meninggalkan kesenagan diri demi Allah. Menumbuhkan empati pada orang yang lapar. Ketika Ramadan dianjurkan memberi berbuka pada orang yang berpuasa.
Sebelum Ramadan tiba, persiapkan harta untuk berderma di jalan Allah agar lebih terbuka pintu menuju surga Allah yang akan ditempati.