1. Home
  2. /
  3. Artikel
  4. /
  5. Dahsyatnya Berpikir Positif Dan...

Dahsyatnya Berpikir Positif Dan Berkata Yang Baik

Nov 19, 2022

Oleh : Ridwan, S.Pd., M.Pd

Firman Allah
وَاِذْ اَخَذْنَا مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ لَا تَعْبُدُوْنَ اِلَّا اللّٰهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسَانًا وَّذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَقُوْلُوْا لِلنَّاسِ حُسْنًا وَّاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَۗ ثُمَّ تَوَلَّيْتُمْ اِلَّا قَلِيْلًا مِّنْكُمْ وَاَنْتُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” (QS. AL-Baqarah: 83)

Firman Allah
وَقُوۡلُوۡا لِلنَّاسِ حُسۡنًا
“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia”
Kata husna (حسنا) mencakup “segala sesuatu yang menggembirakan dan disenangi.” Tak hanya kata-kata indah, tetapi ia harus kata-kata yang benar.

Menurut Imam Ibnu Katsir dalam tafsir Al Qur’an Al Adhim dijelaskan
Maksudnya, berkatalah kepada mereka dengan baik dan lemah lembut; termasuk dalam hal ini amar ma’ruf dan nahi munkar dengan cara yang makruf. Sebagaimana Hasan Al-Basri berkata sehubungan dengan ayat ini, bahwa perkataan yang baik ialah yang mengandung amar ma’ruf dan nahi munkar, serta mengandung kesabaran, pemaafan, dan pengampunan serta berkata baik kepada manusia; seperti yang telah dijelaskan oleh Allah ﷻ, yaitu semua akhlak baik yang diridai oleh Allah ﷻ. Imam Ahmad meriwayatkan, dari Abu Dzar, dari Nabi ﷺ bersabda: “Jangan sekali-kali kamu meremehkan suatu hal yang makruf (bajik) barang sedikit pun; apabila kamu tidak menemukannya, maka sambutlah saudaramu dengan wajah yang berseri.” Hadits yang sama diketengahkan pula oleh Imam Muslim di dalam kitab sahihnya. Sangat sesuai bila Allah memerintahkan kepada mereka untuk berkata baik kepada manusia setelah Allah memerintahkan mereka untuk berbuat baik kepada mereka melalui perbuatan. Dengan demikian, berarti dalam ayat ini tergabung dua sisi kebajikan, yaitu kebajikan perbuatan dan ucapan. Kemudian perintah untuk menyembah Allah dan berbuat baik kepada manusia ini dikuatkan lagi dengan perintah yang tertentu secara detail dari hal tersebut, yaitu perintah mendirikan salat dan menunaikan zakat.

Sementara itu Syech Abdurrahman bin Nashir as Sa’dy dalam tafsir Assa’dy menulis
“Serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,” dan diantara perkataan yang baik adalah memerintah mereka kepada yang ma’ruf dan mencegah mereka dari perbuatan mungkar, serta mengajarkan ilmu kepada mereka, menyebarkan salam dan wajah berseri, dan lain sebagainya dari perkataan-perkataan yang baik. Dan ketika tidak semua manusia mampu berbuat baik dengan hartanya, maka mereka diperintahkan dengan suatu hal yang mereka mampu melakukannya untuk berbuat baik kepada setiap makhluk, yaitu berbuat baik dengan perkataan. Dengan demikian termasuk dalam kandungan hal itu juga adalah larangan dari perkataan yang buruk kepada manusia hingga kepada kaum kafir. Oleh karena itu Allah berfirman :
“dan janganlah mendebat ahli kitab kecuali dengan cara yang baik”
Dan diantara tata krama seorang manusia yang telah Allah didikkan kepada hamba-hambaNya adalah agar manusia itu mulia dalam perkataan maupun tindakannya, tidak berlaku keji dan tidak pula jorok, tidak mencela dan tidak juga bertengkar, akan tetapi berakhlak yang baik, luas keramahannya, pandai bergaul dengan setiap orang, bersabar atas segala yang diterima dari gangguan makhlukNya sebagai tindakan menaati perintah Allah dan peengharapan atas ganjaranNya.

Berbeda dengan Imam Ibnu Katsir, dan Assa’dy Syekh Muhammad Nawawi bin Umar al-Bantani menjelaskan dalam kitab tafsirnya yang berjudul Marah Labid Juz Awal (tt: 22), maksud dari qulu li al-nasi husna adalah perkataan yang dapat menghasilkan manfaat. Artinya, setiap kali kita mengunggah sesuatu di media sosial haruslah menghasilkan manfaat. Sebab, jika tidak bermanfaat, unggahan kita sia-sia atau justru merugikan orang lain. Hal ini yang membuat medsos menjadi berbahaya bagi kita. Jadikan medsos sebagai alat media dakwah yang efektif karena biayanya murah dan cepat. Harus ditumbuhkan pikiran posih sehingga menghasilkan kata, ucapan dan perbuatan yang baik dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Ibarat ceret yang keluar adalah isi di dalamnya. Perbuatan manusia tergantung dari isi yang ada dalam hati dan pikirannya.

Dr. Ibrahim Elfikri dalm buku ” membangun pikiran positif” mengatakn berfikir positif menjadi sumber kekuatan dan kebebasan , Karena berfikir positif sumberkuatan yang mampu memberikan solusi yang tuntas, makin mahir dan percaya dirii makin kuat. Sumber kebebasan karena berpikir positif mampu membebaskan diri dari kungkungan penderitaan jiwa dan fisik.
Dahsyatnya berpikir positif senhingga rosulullah SAW mengungkapkan kekagumannya

ﻟَﺎ ﻋَﺪْﻭَﻯ ﻭَﻟَﺎ ﻃِﻴَﺮَﺓَ ﻭَﻳُﻌْﺠِﺒُﻨِﻲ ﺍﻟْﻔَﺄْﻝُ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ ﺍﻟْﻜَﻠِﻤَﺔُ ﺍﻟْﺤَﺴَﻨَﺔُ

“Tidak ada ‘adwa (keyakinan adanya penularan penyakit tanpa izin Allah), tidak ada thiyarah (anggapan sial). Dan yang menakjubkanku adalah al-fa’lu yaitu kalimat yang baik.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
– Al-Fa’lu yaitu merasa optimis dan semangat (berhusnudzan kepada Allah) ketika ada momentum yang dia bisa jadikan penyemangat bagi dirinya. Jangan selalu melihat ke belakang , selalu melihat kekurangan akan menimbulkan sikap pesimis memandang kehidupan dan sikap su’udzah pada orang Allah dan orang lain. Berkatalah yang baik, bijak, membawa motivasi bagi diri kita dan orang lain. Maka kita akan menatap masa depan penuh optimis dan harapan yang lebih baik. Terkadang tujuannya baik tetapi cara berkata dan sikap yang tidak baik, dengan kemarahan tidak akan menghasilkan kebaikan sesuai dengan harapan.

Menurut penenitian Universitas San Fransisco bahwa manusia berfikir dalam sehari sebanyak 60.000 kali, yang mengejutkan 80 persen berfikiran negatif, 20 persen berpikir positif. Untuk mengendalikan pikiran negatif, setiap yang terjadi pada kehidupan harus husnudzan terhadap keputusan Allah, tidak ada penyakit kecuali izin Allah, tidak ada kesialan (pesimis)) karena sesuatu hal. Justru kegagalan adalah batu loncatan untuk mencapai kesuksesan.
Berpikirl positif akan menghasilkan kalimat dan perbuatan yang baik, begitu sebaliknya.

“Kurangi berbicara dan perbanyaklah melakukan sesuatu”. Kalimat yang singkat namun memiliki banyak pesan yang dapat diambil terutama dalam kondisi di lingkungan saat ini. Orang-orang seolah berlomba-lomba untuk melontarkan berbagai opini dan menyerang lawan bicara, namun sudahkah kita berhenti sejenak dan berfikir akan dampak dari setiap perkataan yang dikeluarkan?