1. Home
  2. /
  3. Artikel
  4. /
  5. Analogi Vektor (Fisika) dalam...

Analogi Vektor (Fisika) dalam Perspektif Islam

Mar 1, 2022

Oleh : Danny Ramadhan,S.Pd

Sebagai seorang pengajar, penulis ingin menyampaikan bahwa materi atau konsep fisika yang diajarkan di sekolah harus bisa diaplikasikan dalam sebuah kehidupan. Menurut sudut pandang penulis, aplikasi konsep fisika tidak hanya berorientasi pada aspek pengetahuan dan psikomotorik (keterampilan), namun juga bisa diaplikasikan dalam aspek spiritual. Terlebih lagi, penulis adalah seorang pengajar di Pondok Pesantren Al Fattah Sidoarjo. Dengan berbekal konsep fisika yang dipelajari penulis selama menempuh pendidikan formal, serta bekal ilmu agama yang diperoleh ketika berada di lingkungan pesantren, maka penulis ingin menganalogikan konsep vektor fisika dengan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist dalam perspektif Islam. Dengan harapan, agar pembaca, khususnya santri, dapat termotivasi untuk lebih bersemangat mempelajari konsep fisika serta menambah khasanah keilmuan yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist.

Berawal dari diskusi kecil dengan ananda Azzam Muhammad Ilham dan Zidan Irfan Zaky dkk, santri kelas 12 SMA Al Fattah. Penulis sering berdiskusi terkait aplikasi konsep fisika setelah pembelajaran tahfidz. Berbagai pertanyaan diajukan kepada penulis untuk mengawali diskusi pada pagi hari itu. Berbagai pertanyaan berhasil dijawab oleh penulis karena berhubungan erat dengan konsep fisika. Namun, ketika mendapatkan pertanyaan yang mengarah ke hubungan konsep fisika dengan Al Quran, penulis hanya terdiam. Keterbatasan penulis dalam mengintegrasikan konsep fisika dalam perspektif Islam masih belum bisa menjawab pertanyaan santri yang sangat fundamental. Oleh karena itu, penulis ingin mengawali artikel ini dengan mengkaji konsep fisika terutama vektor dengan ayat-ayat Al-Quran dan Hadist.

Konsep vektor dalam Fisika

Dalam fisika selain besaran pokok dan besaran turunan, dikenal juga besaran skalar dan besaran vektor. Besaran skalar adalah besaran fisika yang hanya mempunyai nilai tetapi tidak mempunyai arah. Sedangkan besaran vektor adalah besaran fisika yang mempunyai nilai dan arah. Jadi, penulis ingin menggaris bawahi kata “arah” untuk dapat diintegrasikan dalam perspektif Islam.

Contoh besaran vektor yaitu perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, medan magnet, dan momentum. Besaran-besaran tersebut selalu dapat dikaitkan dengan arah kemana vektor itu bekerja. Besaran fisika seperti massa, jarak, waktu, luas, volume, massa jenis, dan kelajuan termasuk besaran skalar karena besaran-besaran tersebut hanya mempunyai nilai saja.

Apabila dikatakan ada sebuah papan tulis yang panjangnya 3 meter, maka pernyataan tersebut sudah cukup jelas karena kita tidak memerlukan arah untuk menentukan besaran panjang. Besaran tersebut dinamakan besaran skalar. Namun, apabila dikatakan seorang santri menendang bola dengan gaya 200 N, maka pernyataan tersebut masih bisa memunculkan pertanyaan yang lain yaitu ke arah mana bola tersebut bergerak. Sama halnya dengan pernyataan sebuah kereta bergerak dengan kecepatan 72 km/jam, pertanyaan yang muncul misalnya ke arah mana kereta tersebut bergerak?. Besaran fisis seperti gaya dan kecepatan selalu mempunyai nilai dan arah sehingga tergolong ke dalam besaran vektor.

Secara garis besar, konsep vektor dimulai dari titik awal dan menuju ke titik akhir. Berikut ini adalah contoh konsep vektor:

Vektor 1 mewakili besaran vektor arah horizontal ke kanan, vektor 2 mewakili besaran vektor arah vertikal ke atas. Sehingga dari kedua vektor tersebut dapat ditentukan resultan vektornya dengan menggunakan penyelesaian theorema phytagoras, sebagai berikut:

Adapun nilai Resultan Vektor diatas selalu lebih besar dari kedua vektor itu sendiri.

Konsep vektor dalam Perspektif Islam

Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga keseimbangan dalam konsep  Hablumminallah dan Hablumminannas. Bertakwa dan berakhlakul kharimah. Hablumminallah menurut bahasa berarti hubungan dengan Allah. Hubungan terbaik dengan Allah SWT adalah beriman dan bertakwa, melaksanakan semua perintah-Nya, dan menjauhi semua larangan-Nya. Sedangkan hablumminannas adalah hubungan baik dengan sesama manusia, baik dalam kegiatan sosial, bertetangga, teman sekolah, teman kerja, lingkungan, dan lain sebagainya.

Jika dianalogikan konsep Hablumminallah dengan suatu vektor arah vertikal dan konsep Hablumminannas dengan vektor arah horizontal. Maka kita akan mendapatkan Resultan Vektor yang mencakup hubungan kita dengan Allah dan juga manusia.

Manusia diciptakan dan hidup di dunia sebagai titik awal sebuah kehidupan, sebagaimana titik awal suatu vektor adalah awal mula vektor itu bekerja. Allah berfirman:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَكُمْ مِّنْ تُرَابٍ ثُمَّ اِذَآ اَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُوْنَ

 “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak”. (QS Ar Rum : 20)

Setelah manusia diciptakan dan terlahir ke dunia, maka manusia diperintahkan untuk menjaga hubungan baik dengan Allah dan sesama manusia.

Allah berfirman:


وَاعْبُدُواْ اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُورًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa ayat 36).

Dan Allaj juga berfirman:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka (berpegang) pada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia” (Potongan QS Ali imron : ayat 112)

Pedoman Hablumminallah dan Hablumminannas antara lain juga ada dalam hadits Nabi Saw berikut ini:


عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ ” [رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]

“Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan (keburukan). Dan pergauilah manusia dengan akhlak yang mulia.” (HR. At-Tirmidzi, dan dia berkata: Hadits Hasan Shahih).

Maka sudah sangat jelas bahwa Al Quran dan Hadist di atas menjadi pedoman untuk menjaga hubungan vertikal dan horizontal dalam menjalani sebuah kehidupan. Hubungan vertikal dengan Allah saja tidak cukup, maka harus diimbangi dengan hubungan horizontal dengan sesama manusia, atau sebaliknya.

Sementara itu ibarat vektor yang memiliki titik terminus atau titik akhir, maka dalam proses kehidupannya semua manusia hendaknya juga memiliki “arah” tujuan yang jelas untuk menuju ke titik terminal akhir tersebut. Terminal titik akhir yang dimaksud adalah maut (kematian). Hal ini ditegaskan Allah dalam firmannya:

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

Artinya: “Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.(QS. Al- Jumu’ah: 8)

Analitis Pembuktian Vektor

Jika diberikan dua buah vektor yang masing-masing besarnya 3 satuan ke kanan dan 4 satuan ke atas, maka kita bisa menentukan besar nilai resultannya sebagai berikut:

Terlihat jelas bahwa angka 5 yang merupakan hasil resultan vektor nilainya lebih besar dari angka 3 dan 4. Hal ini membuktikan bahwa Resultan Vektor diatas nilainya selalu lebih besar dari kedua vektor itu sendiri.

Dalam kaitannya dengan perspektif Islam, konsep hambumminallah dan hablummninannas jika diterapkan pada hal yang sama, maka kita akan mendapatkan resultan vektor yang nilainya lebih besar dari pada hamblumminallah dan hablumminannas itu sendiri. Terlebih lagi resultan vektor tersebut mempunyai arah atau tujuan hidup yang jelas yaitu dari titik awal saat kita diciptakan dan dilahirkan, berujung pada titik akhir sebuah kehidupan yakni kematian, inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Penulis menyakini bahwasannya konsep vektor apabila diterapkan dalam aspek spiritual akan semakin menambah nilai keimanan serta memperjelas arah tujuan hidup kita, baik bagi santri/pelajar, murobbi/guru, atau yang lainnya. Kata kunci nya yaitu bartaqwa kepada allah dan juga berbuat baik kepada sesama manusia. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.