1. Home
  2. /
  3. Artikel
  4. /
  5. Umur 40 Tahun Dalam...

Umur 40 Tahun Dalam Perspektif Al Qur’an

Jan 15, 2023

Oleh : Ridwan, S.Pd., M.Pd.

Dalam Islam, usia 40 tahun adalah usia yang istimewa dan mengandung banyak rahasia maupun hikmah.
Satu hal yang pasti, usia terus bertambah namun umur di dunia berkurang. Karena itu, sungguh merugi bagi orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya di dunia jika tidak diisi dengan amalan yang baik.
.
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Kandungannya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun dia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan agar aku dapat melakukan amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikannya dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sungguh aku bertaubat kepadamu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” (QS. Al Ahqof 15).

Jika membaca al-Qur’an, ayat di atas, ada usia manusia yang secara eksplisit disebutkan terkait dengan perkembangan kedewasaaan seseorang. Usia itu adalah 40 tahun. , Kita renungkan maknanya ketika Allah berfirman tentang usia 40 tahun dalam surat Al-Ahqoof ayat 15.

Memang menarik untuk mencari jawaban kenapa usia empat puluh disebutkan eksplisit dalam ayat tersebut. Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya tentang ayat tersebut menerangkan bahwa biasanya seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai usia 40 tahun. Ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun maka sempurnalah akal, pemahaman, dan pengendalian dirinya. Hal di atas sejalan dengan pandangan ilmiah. Beberapa analisis ahli psikologi menyatakan 40 tahun adalah momentum kematangan ruhani seseorang.

Elizabeth B. Hurloch membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, dewasa dini, dewasa madya, serta dewasa lanjut, dan menyebutkan batas antara dewasa dini dengan madya ada pada umur 40 tahun. Pada dewasa madya, usia 40 hingga 60 tahun, perhatian seseorang pada masalah agama lebih besar dari sebelumnya yang itu dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

Rasulullah Muhammad di utus oleh menjafi nabi dan rasul pada usia 40 tahun. Diberi amanah untuk memimpin dan membimbing ummatnya pada usia yang sudah matang kedewasaanya. Ibnu Abbas berkata “Barang siapa telah mencapai umur 40 tahun, sedangkan perbuatan baiknya belum dapat mengalahkan perbuatan jahatnya maka hendaknya bersiap – siap masuk neraka”. Ibnu katsir dalam tafsirnya menulis bawa usia 40 tahun “akal fikirannya sudah matang, pemahaman dan kesabarannya pun sudah sempurna”.

Menurut suatu pendapat, biasanya seseorang tidak berubah lagi dari kebiasaan yang dilakukannya bila mencapai usia empat puluh tahun.

Abu Bakar ibnu Iyasy mengatakan dan Al-A’masy, dan Al-Qasim ibnu Abdur Rahman, bahwa ia pernah bertanya kepada Masruq, “Bilakah seseorang dihukum karena dosa-dosanya?” Masruq menjawab, “Bila usiamu mencapai empat puluh tahun, maka hati-hatilah kamu dalam berbuat.”

مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرِو بْنِ عُثْمَانَ، عَنْ عُثْمَانَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: “الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ إِذَا بَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً خَفَّفَ اللَّهُ حِسَابَهُ، وَإِذَا بَلَغَ سِتِّينَ سَنَةً رَزَقَهُ اللَّهُ الْإِنَابَةَ إِلَيْهِ، وَإِذَا بَلَغَ سَبْعِينَ سَنَةً أَحَبَّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ، وَإِذَا بَلَغَ ثَمَانِينَ سَنَةً ثَبَّتَ اللَّهُ حَسَنَاتِهِ وَمَحَا سَيِّئَاتِهِ، وَإِذَا بَلَغَ تِسْعِينَ سَنَةً غَفَرَ اللَّهُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ، وشفَّعه اللَّهُ فِي أَهْلِ بَيْتِهِ، وَكُتِبَ فِي السَّمَاءِ: أَسِيرَ اللَّهِ فِي أَرْضِهِ”

Muhammad ibnu Amr ibnu Usman telah meriwayatkan dan Usman r.a., dari Nabi Saw. yang telah bersabda: “Seorang hamba yang muslim apabila usianya mencapai empat puluh tahun, Allah meringankan hisabnya; dan apabila usianya mencapai enam puluh tahun, Allah memberinya rezeki Inabah (kembali ke jalan-Nya). Dan apabila usianya mencapai tujuh puluh tahun, penduduk langit menyukainya. Dan apabila usianya mencapai delapan puluh tahun, Allah Swt. menetapkan kebaikan-kebaikannya dan menghapuskan keburukan-keburukannya. Dan apabila usianya mencapai sembilan puluh tahun, Allah mengampuni semua dosanya yang terdahulu dan yang akan datang, dan mengizinkannya untuk memberi syafaat buat ahli baitnya dan dicatatkan (baginya) di langit, bahwa dia adalah tawanan Allah di bumi-Nya.”

Hadis ini telah diriwayatkan pula melalui jalur lain, yaitu di dalam kitab Musnad Imam Ahmad. (Tafsir Ibnu Katsir)
Di usia tersebut seseorang mencapai kematngan emosional spritual dan intelektualnya. Inilah kedewasaan seseorang seharusnya terlihat pada usia 40 tahun yaitu kemampuan untuk bersyukur, beramal shalih, menatap masa depan, bertaubat dan berserah diri. Kedewasaann emosional di wujudkan kemampuan mengurai dan memecahkan masalah yang di hadapi dan merencanakan tahapan-tahapan untuk menentukan rencana masa depan dirinya keluarga dan anak keturunannya. Kedewasaan spritual diwujudkan untuk menggapai ridho Allah dengan amal sholih. Bermuhasabah dengan bertaubat dan berserah diri pada Allah. Sedangkan kedewasaan intelektual diwujudkan dengan kemampuan melihat masa kini dengan amal sholih, menatap masa depan untuk dirinya dan keturunanya, menengok masa lalu dengan bersyukur segala nikmat yang di berikan oleh Allah dan ke dua orang tuanya, bersyukur terhadap capaian yang di raih karena nikmat Allah semata dan karena usaha kedua orang tua.

Semoga kita mampu mempergunakan sisa umur untuk ketaatan kepada Allah Ta’ala.