1. Home
  2. /
  3. Artikel
  4. /
  5. Tidak Ber-Iedul Fitri, Siapa...

Tidak Ber-Iedul Fitri, Siapa Mereka?

Apr 20, 2023

Oleh : Ridwan, S.Pd., M.Pd.

Diperkirakan tahun ini ada perbedaan Idul Fitri 1444 H. Muhammadiyah sudah memutuskan 1 Syawal jatuh pada 21 April 2023, berpuasa 29 hari, sedangkan NU dan pemerintah menunggu rukyatul hilal dan akan di putuskan pada sidang isbat harI Kamis petang 20 April 2023 apakah 1 Syawal jatuh pada tanggal 21 ataukah 22 April 2023. Perbedaan adalah sesuatu yang wajar dan sudah terjadi berulangkali. Walau berbeda dalam penetapan 1 Syawal ada satu hal yang tidak berbeda yaitu tradisi merayakan hari raya Idul Fitri di tanah air. Tradisi mudik pulang kampung dan saling berkunjung ke tetangga dan sanak keluarga. Persiapan untuk merayakan hari raya sudah nampak sejak awal puasa. Toko pakaian, mall pusat perbelanjaan dan pasar penuh pengunjung, bahkan toko kue juga di banjiri masyarakat. Bengkel motor pun ramai di kunjungi oleh pemilik kendaraan untuk persiapan mudik lebaran. Di pinggir jalan nampak berjejer jasa tukar uang baru atau lebih tepatnya ” penjual” uang baru menjadi pemandangan tersendiri menjelang lebaran. Show room , dealer motor dan rental mobil tak luput dari kunjungan sebagian masyarakat. Terkadang mudik dari perantauan tidak hanya sekedar silaturrahim tetapi juga sebagian perantau menunjukkan keberhasilan yang di peroleh kepada warga kampung dan sanak famili. Berkumpul bersama keluarga dengan opor ayam ketupat lontog serta berbagai makanan dan kue menjadi bagian yang tidak terpisahkan merayakan hari raya Idul Fitri. Siapapun bisa berhari raya baik mereka yang berpuasa maupun tidak berpuasa bahkan non muslim merasakan berhari raya dengan meraup keuntungan dagangannya.

Kebahagiaan yang berpuasa

Ada dua kebahagiaan yang di rasakan orang berpuasa

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه
“Bagi orang yang melaksanakan puasa ada dua kebahagiaan kebahagiaan ketika berbuka, dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabbnya.” ( Bukhori, Muslim). Hadits ini adalah satu dari sekian banyak hadis yang menerangkan tentang keutamaan ibadah puasa. Allah secara langsung menyatakan bahwa puasa dapat memberikan kebahagiaan pada hati orang-orang yang melaksanakan puasa.. Berpuasa menahan makan, minum dan segala keinginan syahwat kelak akan di beri balasan dengan berjuta kebaikan yang menyenangkan, baik di dunia, maupun di akhirat. Penantian berbuka akan menjadi sangat membahagiakan manakala waktu berbuka tiba. Kebshagiaan di akhirat saat bertemu Allah dan di siapkan surga lewat pintu rayyan. Allah akan memberi balasan tersendiri bagi yang berpuasa, berdasar hadis qudsi

الصيام لي وأنا أجزي به
“Allah SWT berfirman, puasa itu untuk-Ku, dan aku akan membalas dengannya.” (HR Daruquthni dari Abu Umamah dengan sanad hasan). Hanya orang berpuasa saja yang akan memperoleh kebagiaan di dunia dan akhirat.

Makna Idul Fitri

Idul fitri berasal dari dua kata “id” dan “al-fitri”. Id secara bahasa berasal dari kata aada – ya’uudu, yang artinya kembali. Hari raya disebut ‘id karena hari raya terjadi secara berulang-ulang, dimeriahkan setiap tahun, pada waktu yang sama.
Sedangkan kata fitri memiliki dua makna yang berbeda menurut beberapa pendapat. Kata fitri bisa berarti “berbuka atau sarapan ” dan “suci”. Idul Fitri memiliki makna kembali berbuka atau sarapan dan bisa bermakna kembali bersih suci. Idul Fitri mempunyai makna penting bagi ummat Islam se dunia karena mengungkapkan syukurnya kepada Allah atas kemenangan yang di peroleh setelah sebulan menahan lapar dahaga dan nafsu syahwat serta di barengi dengan qiyamul lail, shodaqoh tadarus al Qur’an dan kebaikan yang lainnya. Patut di rayakan dengan berbondong-bondong sholat id berjamaah dengan mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid.

Dari penjelasan tersebut maka yang berhari raya dan ber idul Fitri hanyalah orang-orang yang berpuasa dan mereka yang tidak berpuasa bukan karena udzur syar’i hanya berhari raya tidak beridul fitri