Oleh : H. Ridwan, S.Pd., M.Pd
Tanggal 9 Dzulhijjah, bagi yang melaksanakan ibadah haji, wukuf di ‘Arafah merupakan rukun haji, maka bagi yang sakit tetap di wajibkan melaksanakan wukuf di ‘Arafah walaupun sebentar diatas kendaraan. Puncak ibadah haji adalah wukuf di ‘Arafah “al hajju arafah”. Bagi yang tidak melaksanakan haji di sunnahkan berpuasa. Wukuf secara bahasa artinya berhenti dan Arafah berasal dari kata arafa artinya mengenal mengetahui. Dalam beberapa penjelasan disampaikan bahwa penamaan ‘Arafah.
Pertama, karena di tempat itulah nabi Adam AS dan Hawa bertemu setelah di turunkan Allah dari Surga bertemu dan saling mengenal kembali, dalam bahasa Arab disebut ta’aruf (satu akar kata dengan arafa). Kedua, pendapat Ibnu Abbas RA, dinamakan ‘Arafah karena di tempat ini banyak manusia mengetahui kesalahan dan dosanya dan bagaimana cara bertobat ”arafa bi dzambihi wa arafa kaifa yatubu. Adam dan Hawa menyadari kesalahannya, memohon ampunan dan bertobat kepadaNya. Ketiga, di tempat inilah untuk pertama kalinya malaikat Jibril mengajarkan manasik haji kepada Ibrahim AS. Dalam bahasa Arab mengajarkan atau memberitahu adalah ‘arafa. Setelah diajarkan Ibrahim di tanya malaikat Jibril arafta, Ibrahim menjawab araftu.
Dari dua kata wukuf daa ‘arafah tersebut meberikan pelajaran kepada ummat Islam bahwa suatu saat kita akan berhenti dari aktifitas di dunia, apakah berhenti sebentar ataukah berhenti selamanya, yaitu mati. Manusia di perintahkan untuk berhenti sejenak dalam aktifitas duniawi untuk sholat berdzikir dan berdoa. Manusia diperintahkan untuk mengenal jati dirinya, dari mana dan hendak ke mana hidup ini. Manusia diciptakan dari air yang hina dan kembali ke hadapan Allah untuk mempertangung jawabkan perbuatannya di dunia, Kalau manusia mengenal jati dirinya maka tidak akan sombong dengan apa yang dimiliki, harta, anak maupun jabatan.Wukuf di Arafah dengan memakai kain ihrom putih tanpa dijahit mampu menggugah hati kita bahwa manusia di hadapan Alloh hakekatnya adalah sama, tidak dibedakan karena harta dan jabatan. Secara terbuka manusia harus mengakui kesalahannya, memohon ampunanNya. Semoga momentum yaumu Arafah menyadarkan kita hakekat hidup dan jati diri yang akan kembali kepada Allah.
Keutamaan Puasa ‘Arafah
Puasa arafah adalah puasa yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji tengah wukuf di Padang ’Arafah. Sedangkan bagi kaum muslimin yang sedang wukuf di Arafah dilarang berpuasa. Sedangkan yang tidak melaksanakan ibadah haji di sunahkan puasa ‘Arafah.
Adapun keutamaan puasa ‘Arafah adalah diampuni dosa-dosa yang telah berlalu dan yang akan datang.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“Puasa ‘Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Imam Nawawi mengatakan, “jika bukan dosa kecil yang diampuni, semoga dosa besar yang di peringan, jika tidak semoga di tinggikan derajatnya”
Setelah mengetahui fadhilah puasa ‘Arafah tidak sepatutnya kita meninggalkannya, walapun hukumnya sunnah.