1. Home
  2. /
  3. Artikel
  4. /
  5. Cintai Mereka Selamanya

Cintai Mereka Selamanya

Dec 3, 2022

Oleh : Ridwan, S.Pd., M.Pd

Terkadang terkenang wajah-wajah ceria mereka ketika masih lucu dan imut-imut. Menemani, mengajarkan doa, memberi motivasi, nasehat dan memijat menjelang tidur melihat wajah-wajah lelah seharian belajar dan bermain. Pada saatnya, masing-masing dari mereka memutuskan untuk berpencar melaksanakan tugasnya, berpencar di berbagai belahan bumi, mencari tempat yang belum pernah mereka pijaki untuk mencari ilmu di pelosok negeri. Mungkin saja, diantara anak kita ada yang memutuskan untuk membersamai orang tuanya di rumah, berkhidmat untuk kedua keduanya dengan tidak meninggalkan belajar dan berkarya sesuai kemampuan yang dimiliki. Ada kebanggaan, ada kesedihan. Bangga, kerena mereka mampu menyiapkan diri berpisah dengan orangtua untuk menatap masa depan di dunia dan akhirat. Merelakan diri untuk tidak bermain dengan teman sebaya di rumah demi meraih kemulyaan yang sesungguhnya. Karena pada akhirnya kitapun akan dipisahkan untuk selamanya oleh kematian. Kesedihan karena ada kerinduhan untuk berkumpul kembali dengan segala keceriaan pada wajah anak-anak kita.

Sudahkah kita benar-benar mencitai anak kita?. Ketika mereka menangis kita gendong diusap kepalanya agar tangisnya reda, ketika mereka terluka terkadang kitapun iku menagis, tapi sudahkah kita berpikir dan merenung tentang nasib mereka kelak di akhirat?. Terkadang rela berletih-letih, banting tulang bahkan dengan segala cara diperjuangkan untuk masa depan di dunia agar hidupnya sejahtera, sedikit diantara kita berfikir tentang nasib mereka kelak di akhirat.
Ketika berhadapan dengan mahkamah Allah tidak bermanfaat lagi harta yang kita kumpulkan dan anak-anak yang kita banggakan, tidak bermanfaat lagi pengacara yang tersohor, cerdik dan mahal untuk membela diri kita dan para pengacarapun tak akan mampu membela dirinya di hadapan Allah. Alangkah merugi dan bersedihnya saat di hari akhir nanti anak kita menjadi penghalang masuk surga karena menuntut orangtuanya yang telah mengabaikan tanggungjawab mengajarkan agama kepada anaknya. Seharusnya berada di surga karena ibadah dan kebaikan yang dikerjakan di dunia, justru tertunda bahkan beralih tempat ke neraka. Merugi bukan hanya di dunia saja justru rugi yang sesusungguhnya adalah di akhirat nanti.

قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۗ أَلَا ذَٰلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
“Katakanlah “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat”. Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (Qs. Azzumar 15)

Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan
mereka bercerai berai dan tidak akan bertemu lagi untuk selama-lamanya, apakah keluarga mereka dimasukkan ke dalam surga, sedangkan mereka sendiri masuk ke dalam neraka ataukah keluarga mereka sama-sama menjadi penghuni neraka, semuanya sama saja. Sekalipun sama-sama di neraka, mereka tidak dapat berkumpul dan tiada kebahagiaan bagi mereka. Ingatlah, yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
Apakah tidak merindukan suatu saat kelak di akhirat berkumpul kembali bersama keluarga dan anak cucu di surgaNya?
Bagi orang-orang yang beriman dan menjaga keimanan anak cucunya, Allah akan kumpulkan kembali di surgaNya.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ كُلُّ امْرِئٍ بِمَا كَسَبَ رَهِينٌ

“Dan orang-oranng yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka. Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya” (Qs. Atthur 21)

Ketika membaca ayat ini Ibnu ‘Abbas berkata bahwa keturunan anak cucu orang-orang beriman akan ditingkatkan oleh Allah SWT derajatnya bila ternyata tingkatan mereka lebih rendah dari derajat orang tua mereka.
Kemudian Ibnu Abbas menanbahkan maksud ayat tersebut adalah anak cucu (keturunan) orang-orang yang beriman, mati dalam keadaan beriman meskipun manzilah (tempat) orangtua lebih tinggi dari manzilah mereka, Allah tetap mempertemukan dengan orangtua mereka di surga dan mereka tidak akan mengurangi amal-amal yang telah dilakukan oleh orangtua sedikitpun.
Keutamaan yang diberikan Allah harus kita raih bersama -sama dalam keluarga. Sayangi dan cintai anak-anak kita selamanya dengan menguatkan dan menjaga iman anak cucu, serta membekali dengan ilmu syar’i..
Semoga Allah mempertemukan keluarga dan anak cucu kita di surgaNya